Kain Sakral Ulos Tudung Namboru yang Menghubungkan Dunia Batin dan Nyata

DALAM tradisi masyarakat Batak di Wilayah Silalahi, terdapat sebuah warisan budaya yang penuh misteri, yaitu 'Ulos Tudung Namboru'.

DALAM tradisi masyarakat Batak di Wilayah Silalahi, terdapat sebuah warisan budaya yang penuh misteri, yaitu ‘Ulos Tudung Namboru’.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh mahasiswa Program Sudi Sastra Batak Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara di Silalahi Sabungan pada Hari Sabtu 19 Oktober 2024, kain sakral ini memiliki kekuatan spiritual yang hanya dapat dimiliki oleh orang-orang tertentu, yang diyakini dihinggapi oleh arwah Namboru.

Opung Boru Sagala (66), seorang penenun tradisional di Silalahi, membuka tabir rahasia di balik kain sakral ini, dalam wawancara eksklusif kemarin, tepatnya pada tanggal 19 Oktober 2024.

“Ulos Tudung Namboru bukan sekadar kain biasa,” ujarnya dengan penuh wibawa. “Ini adalah media spiritual yang menghubungkan dunia nyata dengan alam gaib.”

Menurut Opung Boru Sagala, Ulos Tudung Namboru memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari Ulos pada umumnya. “Kain ini memiliki motif khusus yang hanya dapat dimiliki oleh mereka yang telah dipilih oleh arwah Namboru,” jelasnya.

Proses pemilihan pemilik Ulos ini terjadi melalui berbagai tanda spiritual, seperti mimpi atau peristiwa gaib yang dialami seseorang. Dalam kepercayaan masyarakat Silalahi, arwah Namboru (roh dari bibi dari pihak ayah) memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang berhak memiliki kain sakral ini.

“Bukan sembarang orang dapat memiliki Ulos Tudung Namboru,” tegas Opung Boru Sagala. “Mereka yang terpilih memiliki tanggung jawab spiritual untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan alam gaib,”

Setiap motif dan warna pada Ulos Tudung Namboru memiliki makna mendalam.

Menurut penuturan Opung Boru Sagala, proses menenun kain ini pun tidak sembarangan. Dibutuhkan keahlian khusus dan koneksi spiritual dengan leluhur untuk dapat menghasilkan kain yang benar-benar sakral.

Penelitian lapangan yang dilakukan pada 19 Oktober 2024 ini mengungkap bahwa Ulos Tudung Namboru bukan sekadar warisan budaya, melainkan juga media spiritual yang menjaga tradisi dan kepercayaan masyarakat Silalahi.

Keberadaannya menjadi pengingat akan kekayaan budaya dan spiritualitas leluhur yang masih terjaga hingga kini. (Penulis: Putri Adelina Situmorang/Fakultas Ilmu Budaya – Prodi Sastra Batak)

Related posts

Leave a Comment